ARIANTOTLE

 Rabu, 07 Februari 2024



Hi guys! How are you?

Sudah lama aku tidak menulis di blog. Maaf ya sebelumnya, karena beberapa bulan belakangan aku sedang fokus untuk menyelesaikan studiku dan alhamdulillah aku sudah melaksanakan Ujian Komprehensif pada hari Rabu, 20 Desember 2023. Banyak hal menarik sebenarnya yang ingin aku ceritakan terkait tahun lalu, terutama mengenai studiku dan pengalamanku selama penelitian. Mungkin akan aku ceritakan di lain kesempatan.


Kali ini aku ingin menceritakan sedikit mengenai diriku. Ya! Sesuai dengan judul, aku seorang perokok. Mungkin yang baru mengenalku atau sudah mengenal tapi jarang bertemu denganku akan kaget dan bilang "Seriusan kamu ngerokok?". Karena teman-temanku juga begitu. Hingga ada yang bilang "Mukamu polos loh, ga nyangka aja ngerokok", wkwkwk. Tapi ada juga yang memaklumi dan bilang "Wajar sih Ari ngerokok, karena memang tipe pemikir". Dan ada juga yang memaklumi karena memang kelihatan kalau aku perokok sejak awal ketemu walau aku lagi ga ngerokok.


Mari kita mulai kisahnya.


Aku kurang ingat pasti kapan pertama kali ngerokok. Kemungkinan pertama coba pas SMP. Tapi yang aku yakin pasti itu pas SMA aku sudah ngerokok. Makanya kalau ada yang nanya "Ari ngerokok sejak kapan?", aku jawab "Dari SMA", karena ini lebih yakin.


Jadi sekitar tahun 2015 aku sudah ngerokok walau tidak sering dan masih sembunyi-sembunyi. Aku ngerokok pas lagi kepengen aja. Dan memang alasan pertama kali kenapa aku ngerokok karena ya kepengen ngerokok. Jadi awal mulanya aku beli rokok ketengan. Kalau ga salah, awal-awal aku coba rokok mild. Tapi ga berselang lama aku coba rokok surya dan rokok yang lebih berat seperti kretek. Semenjak SMA aku masih berpindah-pindah rokok, untuk cari rokok apa yang cocok.


Sewaktu SMA, aku ga pernah ngerokok pas di sekolah ataupun pas lagi bareng teman-teman, biasanya aku ngerokok setelah pulang sekolah, lagi di luar rumah, atau malam hari. Salah satu yang aku ingat, waktu itu sedang fase Ujian Nasional. Dalam beberapa hari beruntun itu aku ngerokok pas pulang sekolah untuk refreshing. 


Tibalah awal masuk kuliah. Jadi, sekitar tahun 2018, aku ada niat untuk berhenti ngerokok. Selama beberapa bulan aku ngga ngerokok. Maka dari itu pas ospek mahasiswa baru, kebetulan ada senior yang nanya siapa yang ngerokok, waktu itu aku ngga angkat tangan karena memang lagi ngga ngerokok. Dan karena hal itu teman-temanku menganggap aku bukan perokok. 


Tapi tidak selesai satu semester (sekitar masa-masa menuju Ujian Akhir Semester), keinginanku untuk ngerokok kembali muncul, akhirnya akupun kembali ngerokok walau masih jarang karena pada fase ini aku masih mencoba untuk berhenti ngerokok. Udah coba berbagai cara buat berhenti, salah satunya mengganti rokok dengan permen, tapi tetap aja kembali ngerokok. Btw, pada fase ini aku belum pernah ngerokok di kampus dan di depan teman-teman.


Pada tahun 2020 hingga 2021, aku mencoba merenungi, "Kayaknya aku memang ditakdirkan menjadi perokok". Karena aku ingat alasanku pertama ngerokok karena memang kepengen ngerokok dan seperti ada panggilan hati yang alami. Akhirnya aku menerima diriku apa adanya sebagai seorang perokok. 


Sejak saat itu, aku lebih sering beli rokok bungkusan daripada ketengan dan beberapa temanku pun udah tau kalau aku ngerokok. Ketika Praktek Kerja Profesi tahun 2020, biasanya aku mampir ke kedai kopi setelah pulang untuk ngerokok dan rehat sejenak sebelum ke rumah. Pas KKN (Kuliah Kerja Nyata) tahun 2021 aku sampai beli surya kalengan untuk stok selama di lokasi KKN. Dan ternyata satu kaleng surya itu habis dalam waktu sekitar seminggu. Aku pun membeli surya bungkusan lagi di sana. Kebetulan di tim KKNku hanya aku sendiri yang ngerokok. Kemudian pada tahun 2022 aku meminta izin kepada kedua orangtuaku untuk ngerokok.


Aku ingat jelas waktu itu bulan Ramadhan tahun 2022. Aku pulang dari Pekanbaru ke Dumai naik bus sore hari dalam keadaan puasa dan tiba di Dumai pas maghrib. Aku turun di tempat penurunan penumpang yang terdekat dengan rumahku (walau sebenarnya masih beda kelurahan, tapi ini yang lebih dekat dibanding tempat lainnya) dan menunggu untuk dijemput oleh ayahku menggunakan motor. Aku pun menunggu sambil ngerokok (sejak tahun 2021, rokok surya jadi rokok sehari-hariku). Setelah habis sebatang, aku melihat ayahku datang menjemput. Tapi tiba-tiba hatiku tergerak untuk memberitahu ayahku kalau aku ngerokok. Dan saat itu pikiranku bimbang.


Jadi sekedar informasi, dulu ayahku seorang perokok, tapi sudah lama berhenti. Jadi aku bingung, ayahku sudah berhenti ngerokok, bagaimana pendapatnya kalau tau aku ngerokok? Akhirnya aku mengikuti kata hatiku dan membulatkan tekad dan menerima apa yang akan terjadi. Aku pun membakar sebatang rokok lagi, hisap perlahan, hembuskan, lalu berjalan menemui ayahku. Dan aku pun bilang di depan ayahku, "Pa, Ari ngerokok ya". Awalnya ayahku masih mencerna apa yang terjadi. Akupun memberitahunya kembali. "Eh, siapa yang ngajari Ari merokok?" ayahku bertanya tapi tidak dalam nada marah. "Ngga ada yang ngajari, Pa. Memang Ari sendiri yang mau ngerokok". Setelah itu ayahku terdiam dan dalam keadaan sambil ngerokok, aku pun maju menaiki motor dan ayahku duduk di belakangku. Sebenarnya ada rasa segan, tapi aku berharap semoga ini yang terbaik. Karena aku juga kesulitan setiap mau ngerokok harus pergi keluar rumah atau tunggu malam hari ketika semua sudah tidur. 


Akhirnya kami sampai di rumah dan rokokku sudah habis di jalan tadi. Pas sampai di rumah, aku langsung menyalami Ibuku. Ayahku langsung memberitahu Ibuku kalau aku ngerokok. Ibuku langsung kaget dan menanyakan pertanyaan yang sama dengan ayahku, "Ari ngerokok? Siapa yang ngajari ari ngerokok?", dan kujawab dengan jawaban yang sama dengan sebelumnya. Adikku juga langsung datang dan bertanya apa yang terjadi. Ibuku langsung memberitahunya. Adikku langsung bilang "Eh, abang ngerokok? Padahal Bapak udah berhenti ngerokok loh", aku cuma bisa tersenyum. Dan masih ada beberapa pertanyaan lainnya yang ditanyakan kedua orangtuaku dan adikku, aku hanya bisa menjawab apa adanya sesuai yang ada di hatiku.


Ada perasaan tegang, ada juga perasaan tenang karena aku sudah memberitahukan yang sebenarnya. Aku tidak bertanya secara langsung kepada kedua orang tuaku apakah aku boleh ngerokok dengan jawaban "Ya" atau "Tidak". Tapi dari respon kedua orangtuaku dari jawaban-jawaban yang kuberikan, aku bisa merasakan kalau mereka mengizinkanku untuk ngerokok, karena mereka hanya berpesan agar aku bisa mengontrol kegiatan merokokku ini. 


Dan semenjak saat itu, aku bisa ngerokok di rumah. Bisa bercerita dengan ayah dan ibuku sambil ngerokok, sekedar duduk-duduk sambil ngerokok, ngerokok setelah makan, dan hal lainnya. Aku merasa lebih bebas dan menjadi diriku apa adanya dan aku bersyukur kedua orang tuaku juga memahami diriku yang perokok ini.


Akhirnya, tetangga-tetanggaku juga tau kalau aku perokok karena aku tidak segan lagi jika ingin ngerokok di sekitar rumah. Dan ketika idul fitri juga aku akhirnya bisa bersilaturahmi ke rumah saudara dan tetangga sambil ngerokok.


Ngerokok di rumah pas hari raya idul fitri


Sejak tahun 2022 ini sudah lumayan ramai yang tau aku perokok, dari teman-teman kuliahku yang sebelumnya belum tau hingga beberapa dosen di kampusku. Karena memang aku juga sering ngerokok ketika di kampus, biasanya ketika sedang di kantin bersama teman-teman. Kebetulan aku kuliah di bidang pertanian, jadi memang wajar banyak teman-teman yang juga perokok. 


Dan sampailah sekarang di tahun 2024 ini, di umurku yang sudah memasuki 24 tahun masih ngerokok. Kalau dihitung, sudah sekitar 9 tahun aku ngerokok. Hingga saat ini, rokok sehari-hariku rokok surya karena memang rokok surya ini yang cocok denganku. Banyak yang ngga menduga kalau aku ngerokok surya karena beberapa orang menganggap rokok surya tergolong berat, namun memang rokok ini tergantung masing-masing orang dan hingga saat ini rokok surya yang cocok untukku. Kadang ketika aku membantu teman atau dosen, aku dibelikan rokok surya karena sudah tau kalau surya rokok sehari-hariku. 


Koleksi bungkus rokok di jendela kamar kos

Berikut beberapa fotoku ketika sedang ngerokok. 


Ngerokok santai di kos

Jalan-jalan di Hutan Pinus Kota Bangkinang

Foto di salah satu bangunan baru di kampus

Foto di Ikon Universitas Riau

Foto di gedung gasing

Dokumentasi penelitian ketika mengambil jeruk di Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar

Ngopi sejenak
(di Dumai)

Ngopi lagi sejenak
(di Pekanbaru)

Santai di kantin kampus
(H-1 sebelum Seminar Hasil Penelitian)

Ada juga foto AI yang kubuat. 




Mungkin sekian ceritaku untuk kali ini. Inilah pengalaman merokokku yang bisa kubagikan. Kalau ada yang bertanya rasa rokok itu gimana... Hmm.. sulit untuk dijelaskan karena ibarat menjelaskan rasa buah naga kepada orang yang belum pernah mencobanya, jadi untuk rasa rokok hanya perokok yang tau. Mungkin ada beberapa teman-teman yang pernah coba-coba ngerokok, tapi rasanya tidak cocok, berarti memang ngerokok belum atau kurang cocok dengan kalian. Berbahagialah, karena uang kalian bisa dibelikan untuk sesuatu yang lain selain rokok, sesuai yang kalian gemari. Merokok atau tidak merokok itu pilihan. Kalian lebih mengetahui tentang diri kalian pribadi.


FYI, dari awal menulis cerita ini sampai akhir, udah 3 batang surya yang kuhisap 😅

Oke, sampai bertemu lagi di postingan selanjutnya. Kalau ada teman-teman yang pengen membagikan pengalaman ngerokok, monggo ditulis di komentar. Salam sebatss 🚬

3 Komentar

  1. Setidaknya kurang-kurangi ya ri. Semoga sehat selalu. Aku tau, menasehati orang yang ngerokok buat berenti itu sesulit menasehati cewe buat berenti pakai skincare -___-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, makasih nasehatnya anonim 😅 Semoga sehat selalu juga

      Hapus
  2. Haha.. Rokok dapat membunuh mu, tapi kalau beli enggak kok

    BalasHapus

Posting Komentar