ARIANTOTLE


BAB 1
"1 kali panjang, 2 kali lebar, 3 kali tinggi"

Aku tak ingat mengapa jalan yg biasa ku seberangi ini menjadi lebar dari biasanya dan padat seperti kota metropolitan. Aku pun melangkah ke sekolah, aku yakin begitu. Tapi ini tidak seperti disekolahku, gerbangnya berwarna putih dan 1/2 kali lebih kecil dari yg asli."Aneh, sepertinya letaknya bukan kayak gina lha" ujar aku dalam hati karena memang gerbangnya terlihat agak ke kanan dari jalan masuk dan terlihat mereng. Dan lebih anehnya lagi, Satpam yg bertugas menjaga gerbangnya seperti bukan satpam yg biasanya. "Wallahu a'lam yg penting aku sekolah" jawabku dalam hati sambil melangkah masuk. Dan aura keanehan menjadi jadi ketika ku melihat tinggi gedung sekolahku 3 kali dari yg asli dan  lebarnya 2 kali dari yg sebenarnya. Namun susunan kelasnya masih sama.Dan orang yg berkeliaran terlihat asing bagiku. Aku pun melangkah kekelas ku yg menjadi jauh. Pintu kelas terbuka setengahnya, akupun masuk.

BAB 2
" Tertukar"

"Ha? kenapa ini?" tanyaku kepada yg berada dalam kelas, namun tak ada yg menjawab. Aku melihat susunan bangkunya terbalik dari yg seharusnya. Orang yg duduk dibelakang menjadi pindah ke depan begitu juga sebaliknya. Aku mendapati aku menjadi duduk dekat pintu karena biasanya aku duduk di belakang. Aku pun segera duduk. Dibelakangku ada kawan kawanku yg sedang bercerita tapi ku gak ingat mukanya. "Dei, kalian ngomongin apa tu?" , pertanyaanku gak dianggap sama mereka. Aku pun berjalan ke papan tulis dan menghadap ke tempat duduk. Mereka semua seperti asyik bercerita seakan akan aku hanya bayangan. "Woiiiiii" aku pun teriak kencang kencang dan akhirnya ada satu yang mengucapkan kata, "Apa ari ni, bising kali", si Dzakwan yg mengatakan hal itu. Kemudian disambung oleh Dilla dengan ucapan " Iya, duduklah sana ri". "Hmm,, bagus ada pun yg menjawab,ta.." belum habis aku berkata, tiba tiba manisa masuk dan bilang "Woi woi, coba kalian liat keluar, ada sesuatu aneh di langit!", "Ari, coba kau tengok mungkin kau tau tu planet apa" sambungnya. Aku pun keluar bersama yg lainnya. Baru saja ku sampai depan pintu aku pun melihat pemandangan yg gak lazim, sebuah objek yg sangat besar yg seperti planet sangat dekat dengan bumi, aku bahkan melihat objek seperti gunung yg mengeluarkan asap aneh di planet tersebut.

Bab 3
"Asap dan Atmosfer"

Aku pun melangkah mendekati pagar bersama teman teman karena objek itu seperti baru terbit dari timur. Aku pun duduk disamping Predi."Ari itu planet apa namanya " ia pun membuka pembicaraan. "Entah, sebelumnya gak ada kejadian kayak gini dan planet kayak gini gak ada diberitakan NASA akan melewati bumi"
"Iya, tapi itu apa yg disana?" tanya predi sambil menunjuk sesuatu yg terlihat menjulang ke langit planet tersebut
"Sepertinya gunung, tapi warna planet ni kok putih ya kayak tersusun dari batu kapur? berongga rongga lagi" tanyaku
"Entah juga lha" jawab predi
Tiba-tiba salah satu gunung yg mengeluarkan asap dan mengarah kebumi, terlihat seperti meletus, atau hanya mengeluarkan asap yg berwarna kelabu kehijauan. Langit timurpun kini berwarna kelabu kehijauan dan sedikit demi sedikit planet tersebut tertutupi awan oleh asap yg sampai ke atmosfer bumi. Bau menyengat yg aneh seperti bau bangkai pun mulai tercium. Salah satu temanku pun berteriak "Cepat..balek kekelas!!", aku dan teman temanku kembali kekelas dan beberapa orang dari kelas lain pun berlarian. Bau menyengat tersebut semakin menjadi di luar kelas, namun di dalam kelas tidak terlalu bau. Beberapa temanku berkumpul di belakang, namun aku duduk di bangku ku yg berada di dekat pintu ini.Aku merasa mereka mungkin ketakutan.Aku pun membaringkan kepalaku ke meja dan menutup mata.

Bab 4
"Cerah"

Tiba tiba aku tersadar dan melihat ke sekelilingku, suasana yg kelam berubah menjadi cerah. Aku bisa melihat cahaya matahari yg masuk kekelas. Tapi, aku tak tau kemana teman temanku yg lain, didalam kelas hanya ada aku, Dzakwan,Tahniah,Manisa,dan Dilla.
"Hmm, kok sepi?" tanyaku pada manisa yg berada di depan pintu. Aku tak tau dia mandangin apa ke luar kelas
"Entah" jawabnya datar
Akupun berjalan kemanisa dan melihat ke luar kelas. Keadaan luar kelas berubah normal, dengan matahari langit yg cerah, atau bisa kubilang terlalu cerah. Aku pun berjalan ke belakang kelas di luar.
Aku pun dikejutkan oleh perubahan bentuk keadaan belakang kelasku. Disana ada jalan setapak yg ku gak tau kemana arahnya. Dan juga belakang kelasku menjadi luas dan banyak anak anak lain yg bermain di belakangnya. Aku pun segera melangkah ke jalan setapak itu dan terus melangkah. Dalam kepalaku gak ada tersibak untuk kembali dan gak ada tersibak bahwa aku sedang bolos sekolah. Tiba tiba dari depan jalan, aku melihat dua orang temanku yg berjalan berlainan arah dariku.Mereka adalah Sofia dan Tari, sepertinya mereka ingin kembali kesekolah.
"Ri, ngapain ke sini, cepat balek kesekolah" kata Tari
"Lah, kalian ngapain pulak disini?" Tanyaku kembali
"Coba lihat disana tu, ada yg aneh! cepat aja lah balek!" kata Tari sambil berlari bersama Sofia.
Dari ujung jalan setapak, aku melihat seorang perempuan, seperti ibu ibu yang berlari ke arahku. Dan ibu itu berlari kearahku, Ya! tepat lurus didepanku. Ku kira ibu itu hanya berlari melewatiku, namun ternyata ibu itu menarik tanganku dengan kasar menjauh dari sekolah.
"Eh bu bu, tunggu..Ini ada apa?" tanyaku panik karena aku diseretnya.
Ibu ibu itu tidak menjawab. Sorot matanya mengingatku pada mimpiku tentang seseorang yg ingin membunuhku ketika dikasur.
"Ohh tiidak" jawabku lemah sambil menarik tanganku dengan keras hingga terlepas, aku pun berlari kembali kesekolah. Aku mendengar langkah kaki di belakangku. Ya! Ibu itu mengejarku..!

Bab 5
"Harapan dalam Kelas"

Aku pun terus berlari hingga ku temukan belakang kelasku, namun keadaan sekitar menjadi sepi. Aku pun berlari menuju pintu kelas dan masuk kedalamnya. Didalam hanya ada Dzakwan, Manisa, dan Predi.
"Kenapa ri?" tanya manisa
"Ada orang jahat!" jawabku sambil menutup pintu dan menahannya dari dalam
"Siapa?" tanya Dzakwan
"Entah, dia ibu ibu" jawabku.
"Kalian bisa gak tolong tahan pintu ni?" tanyaku pada mereka bertiga ketika aku mendengar langkah kaki yg mendekat ke pintu
"Iya" jawab mereka bertiga sambil menahan pintu. Aku pun berlari ke sudut kelas dan sembunyi dibawah meja.
Aku bisa mendengar seseorang mendobrak pintu. Dan akhirnya aku mendengar suara pintu terhempas ke dinding. Aku curi curi lihat apa yg terjadi. Kawanku gak ada dan ibu ibu tadi dengan sorot matanya yg aneh berusaha mencariku dan akhirnya ia melihatku! Aku panik dan berusaha keluar kelas. Ia mendekat, aku terpojokkan. Aku pun melihat seekor kucing dibawah kakiku, kemudian aku melempar kucing tersebut ke muka ibu ibu itu.
"Maaf kucing!Tapi bantu aku untuk keluar dari sini, semoga Allah memberkahimu,aamiin" Teriakku sambil melemparkan kucing itu kemuka ibu itu. Kucing itupun mencakar wajah ibu itu. Aku pun berlari kesudut kelas yg berada dekat pintu. Ibu itu berhasil lepas dari kucing yg aku lempar tadi.Aku pun melempar kursi yg berada didekatku. "Alhamdulillah kena" jawabku ketika kursi tadi berhasil mendarat dikepala ibu itu. Aku gak tau apakah aku telah berdosa melempari ibu ibu dengan kursi atau nggak, tapi wallahu a'lam. Aku pun berlari ke luar kelas. Sebelum berlari keluar kelas, aku menjatuhkan galon air yg berada di dispenser hingga lantai dekat pintu menjadi basah dan licin, ku harap. Aku pun berlari ke tangga dan menaikinya hinggaku berada di depan kelas 8.1

Bab 6
"2 manusia jahat"

"Kenapa ini?" tanyaku dalam hati ketika melihat suasana berubah menjadi kelam dan langit berubah menjadi mendung. Dan terjadi keanehan berikutnya. Di koridor samping aula terdapat tangga menuju ke atas, aku tidak tau itu mengarah kemana karena yg aku tau tidak ada lantai lagi selain lantai jajaran 8.1, Aula, dan Lab-Lab ini. Aku pun semakin di bingungkan karena ketinggian lantai koridor ini melebihi tinggi seharusnya, seakan akan menjadi 2 kali lipat dari seharusnya.
"Ei ari", aku mendengar seseorang yg memanggil namaku. Benar saja diantara kerumunan orang, Dzaki muncul. Aku tidak tau mengapa dia bisa berada disini.
"Dzak, ngapain disini?" Tanyaku kepadanya
"Aku gak tau, tiba tiba aku dah ada di BINSUS" jawabnya
Aku mendengar seseorang berlari di tangga. Aku pun segera memberi tau hal ini kepada Dzaki
"Dzak, ada orang jahat disana! Aku harus lari! Dah, sampai jumpa" Kataku kepadanya
"Tidak, aku ikut kau ri" kata si Dzaki
Aku pun melihat ibu ibu tadi diujung tangga.
"Dek, boleh minta air nya?" kataku kepada adek adek yg sedang memegang semacam termos, sepertinya isinya air panas. Adek itu pun memberikan termos itu.
"Makasih dek" kataku.
Aku pun berdiri sejenak untuk mengambil ancang ancang buat lari. "Bismillah!" Aku pun berlari sambil melemparkan air panas kebelakang. Benar saja! Air panas tersebut berhasil mengenai ibu ibu itu.
"Makasih airnya dek!" kataku sambil berlari dan melemparkan termos kosong tadi ke adek itu.
Dzaki berada di depanku, aku pun berlari ke tangga yg diujung. Tiba tiba seorang bapak bapak muncul dari tangga tersebut. Tanpa menaruh curiga, akupun berlari mengikuti Dzaki menuruni tangga.
Tanpa kusadari, bapak bapak tadi menarik tanganku dan menangkap diriku dengan kedua lengannya namun Dzaki telah menuruni tangga duluan.
"Apa apaan ini!Lepaskan!" Teriakku.Namun ekspresi bapak itu kosong tak berkata.
"Tak ada pilihan lain, sepertinya aku harus melawan!" ujarku dalam hati sambil menyilangkan kaki kananku ke belakang kaki bapak itu , dan kemudian aku menarik  kakiku kedepan hingga bapak itu jatuh kebelakang. Karena bapak itu masih mendekap ku, aku pun terjatuh kebelakang dan menimpa badan bapak itu. Dengan segera aku memutar badanku searah jarum jam seakan akan aku melakukan gerakan baut yg mencoba lepas dari tempatnya. Aku terus berputar dan berputar hinggaku lepas dari dekapannya.
Aku pun mencoba berlari ke arah sebaliknya.

Bab 7
"Terjebak"

"Ibu ibu itu lagi!" ujarku panik dalam hati ketika melihat ibu itu berada di depan kelas 8.1 .
Aku terjebak dari dua arah. Aku panik dan bingung, namun tak jauh dari tempatku berpijak, aku melihat tangga yg menuju ke lantai atas. Walau aku belum pernah keatas, namun aku tak punya pilihan lain. Langkah berisik yg dihasilkan benturan oleh tangga dan kakiku membuat ku  menjadi semakin panik. Aku pun mencapai sebuah koridor kosong dan terdapat ruangan yg luas dan saling terhubung sepertinya. Aku bisa merasakan ibu dan bapak itu mengejarku di bawah.
"Ya Allah, apa salahku pada mereka?" Tanyaku dalam hati.
Aku kembali panik setelah mendengar ada langkah kaki yg sedang menuju ke atas. Aku pun segera memasuki ruangan yg berada dikananku. Ruangan ini tidak berpintu dan isi didalamnya seperti labirin yg berisikan perabot rumah tangga.Aku mencoba masuk lebih jauh lagi hingga ku temukan daerah seperti ruang kantor. Aku pun segera bersembunyi dibalik meja setelah ku mendengar langkah kaki yg sepertinya berada di depan pintu. Aku mencari barang yg berada didalam meja itu, tetapi isinya kosong.Aku tetap bersembunyi dan berharap agar 2 orang aneh itu pergi menjauh dari ku. Aku mencoba melihat apa yg sedang terjadi di depan sana.
"Ari?" Teriak dzaki ketika ia melihatku
"Dzaki, ya Allah....Kenapa bisa disini?Bukannya tadi dah turun kebawah?" tanyaku kepadanya
"Aku gak tau, tiba tiba aku udah di depan ruangan aneh ni" jawabnya
"Aneh.." ujarku dalam hati
Tiba-tiba dua orang manusia yg mengejar aku tadi muncul dari pintu depan.
"Dzaki.. lari!" Teriakku kemudian berlari di lorong yg sepi dan remang ini.
Dzaki mengikutiku dari belakang.
"Oh tidak, lorong ini buntu" kataku dengan nada panik
"Coba ke ruang ini!" kata Dzaki sambil menunjuk ruangan yg berada di kanannya
Aku dan Dzaki pun memasuki ruangan tersebut. Ruangan ini seperti sebuah ruang kelas yg gelap dan kosong. 
"Ruangan ni gak ada jalan keluar" kataku lemah namun dzaki tetap tenang
Tak beberapa lama kemudian, 2 manusia terkutuk itu muncul di depan ruangan kelas ini dengan aku dan dzaki berada di pojok dekat jendela.
"Cepat ri!" teriak Dzaki
Aku pun memecahkan jendela dan mencoba keluar melaluinya. Dzaki menendang kursi hingga mengenai si ibu ibu dan membuatnya terjatuh, sedang si bapak bapak mengejarku. Sepertinya mereka benar benar mengincarku, hanya aku. Akhirnya jendela tersebut terbuka sempurna. Namun aku belum keluar, aku pun melempar sebuah meja ke bapak bapak yg mendekatiku dan berhasil mengenainya.Sedang ibu ibu itu berlari kearahku karena ia berhasil berdiri kembali dari jatuhnya tadi.Aku pun melempar meja ke ibu ibu itu hingga ia terpental.
"Dzak, keluar aja sekarang dari sini" teriakku dan Dzaki pun berlari keluar.
Dengan segera aku melompat keluar jendela.

Bab 8
"Duplikat dan Keputusan"

Aku pun terjatuh ke lantai namun ku langsung berdiri setelah berada di koridor. Aku melihat ke tangga di ujung sana. Begitu terkejutnya aku melihat bapak bapak dan ibu ibu yg tadi berada di ujung tangga seakan akan mereka ,menantiku disana. Aku tak tau mau turun lewat mana. Aku melihat dari balik jendela ada ibu ibu dan bapak bapak yg mengejar aku tadi juga. Jadi bisa kusimpulkan bahwa yg berada di ujung tangga sana adalah duplikat mereka.
"Haduh, aku harus macam mana ni" Tanya ku panik
Aku melihat ke bawah setinggi apa koridor tempatku berpijak yg mana tau aku bisa melompat dari sini.
"Ya Allah, tinggi kali" ujarku dalam hati ketika melihat ketinggian ku. Ini seperti melebihi gedung berlantai 3.
"Ya Allah, berilah petunjukmu" aku berdo'a dalam hati sambil menutup mata.
Setelah aku membuka mata, aku melihat ibu ibu yg berada dalam ruangan mulai melocat keluar dan bapak-ibu yg diujung tangga berlari kearahku.
"Gak ada pilihan lain. Aku percaya sama Allah" kataku dalam hati sambil siap siaga meloncat ke bawah
Tiba tiba dzaki keluar dari ruangan
"Ari.. jangan...!!" teriaknya
"Sorry jak, insyaallah aku gak apa apa. Bismillahirrahmanirrahim.." ujarku dan mulai melompat sambil menutup mata dan terus berdo'a

Bab 9
"Dalam gelap"

Aku bisa merasakan angin yg menimpa belakang kepalaku karena gesekan dengan udara sebab aku melompat dalam keadaan telentang. Aku berharap ini hanya mimpi atau semaksimal mungkin kemungkinan yg terjadi adalah hanya cedera atau luka sedikit. Dalam kegelapan, aku berdo'a semoga keajaiban terjadi. Dalam kegelapan tersebut juga aku menjadi teringat masa lalu ku dan mimpi mimpiku yg lain dan dalam kegelapan tersebut ku berkata "Jika kejahatan seperti ini terjadi lagi, aku harus melawan bukan mencoba lari seperti ini.Atau mimpi buruk ini gak akan berakhir". Aku sadar kalau aku lemah dan gak bisa bela diri, tapi kuharap aku menemukan kunci bagaimana cara menghentikan film bersambung dengan aku didalamnya ini. Aku sadar kalau ini hanya mimpi, tapi aku gak bisa keluar daripadanya. Akhirnya aku tau sesuatu...Ini hanya mimpi! Seharusnya aku bisa mengendalikan mimpi ini.
"Bismillahirrahmanirrahim" ujarku sambil sedikit demi sedikit membuka mata.
Aku bisa melihat dan merasakan gerakan terjatuhku dan aku juga bisa melihat duplikat ibu-bapak itu memandangku dari atas, yg harus aku lakukan sekarang adalah melemahkan tarikan gravitasi. Aku kembali menutup mata dan berdo'a kepada Allah agar diberi kekuatan dan alhasil...
Aku merasakan dorogan angin dibelakang leherku melemah dan aku bisa merasakan diriku terbang melayang kebawah. Akupun membuka mata dan mencoba meluruskan badanku dan berpijak ke tanah dengan lembut. Akhirnya aku tiba ditanah tanpa memar,lecet,atau patah tulang sedikitpun.Alhamdulillah aku masih sehat

Bab 10
"Lepas"

Aku pun mencari teman temanku atau orang yg kukenal. Namun yg ada hanya orang asing berkeliaran.Aku melihat ke atas sana. Bapak-ibu itu sudah tak ada. Sepertinya mereka mengejarku ke bawah.Aku pun berlari kesana sini dan menemukan Predi.
"Predi..predi.. orang jahat itu. Dia atas sana. Dia ingin kebawah. Tolong bilang sama guru untuk panggil pak polisi" Kataku dengan terengah engah
Predi sepertinya memahami maksudku dan diapun berlari ke ruang guru sedang aku berlari keluar sekolah.
Aku menyebrang jalan yg lebar seperti ketika aku pergi sekolah tadi. Aku bisa mendengar suara sirine polisi dari kejauhan. Aku pun menaiki jembatan penyebrangan, tapi entah apa yg kupikirkan. Aku pun segera diam diatas jembatan itu sambil mendongakkan kepalaku keatas dan akhirnya aku melayang! Dengan cepat aku melayang berharap segera sampai di rumah. Dan artinya aku bolos sekolah dalam mimpi. Aku gak merasa bahwa aku melanggar peraturan, tapi ya aku tau ini hanya mimpi.Sekedar lukisan di pikiranku.Aku pun melihat ke horizon di depanku dan....

Bab 11
"Cahaya nyata"

Apa yg kulihat langsung berubah. Aku melihat keadaan sekitarku seperti dikamarku dan aku bisa merasakan kasur dibawahku. Aku pun tau bahwa aku telah bangun dari mimpi. Aku mencoba melihat ke lampu menyala yg berada diatasku dan mencoba mengingat ingat mimpiku tadi dan sepertinya mimpi itu membekas dalam ingatanku.Ya! salah satu dari sekian mimpi yg masih membekas dalam ingatanku. Aku mencoba mengingat mimpi mimpi yg lain yg kuingat. Dan mimpi mimpi itu ialah mimpi tentang bagaimana aku mencoba lari dan bersembunyi dari orang yg ingin membunuhku namun dengan latar tempat yg berbeda. Aku pun sadar bahwa aku memang lemah tapi aku yakin Allah akan selalu menolongku.


#JurnalMimpi

Post a Comment