"Kemana jalur yang harus kutuju?"
Pasca sidang kompre di Desember 2023, aku sudah dinyatakan lulus. Besar harapanku untuk bisa wisuda di bulan Februari 2024, namun sayang sekali berkas-berkas yang perlu disiapkan masih belum selesai. Akhirnya aku mendaftar wisuda di periode selanjutnya yaitu Juli 2024.
Di awal-awal tahun aku mencari-cari karir yang memungkinkan untukku. Dan aku mendaftar BUMN di bulan Maret 2024 untuk formasi Asisten Kebun. Dimulai dari seleksi administrasi, seleksi TKD, seleksi b. Inggris, seleksi TKB, seleksi kesehatan, hingga seleksi wawancara dan kesehatan kulalui yang berlangsung kira kira 4 bulanan. Namun takdir berkata lain, aku dinyatakan tidak lolos. Dan aku merasa bersyukur. Aneh? Itulah perasaan yang kurasakan waktu itu.
Setelah itu, tepatnya pasca wisuda Juli 2024, pendaftaran CPNS dibuka. Berbarengan dengan itu aku menemukan informasi lowongan guru di FB untuk mengajar di suatu SMP swasta di Pelintung. Saat itu prioritasku adalah CPNS, sehingga aku fokuskan untuk belajar semaksimal mungkin. Aku mengambil Pranata Laboratorium Pendidikan di suatu SMK Pertanian di Sumatera Selatan.
Mulai dari seleksi SKD hingga SKB aku ikuti. Lokasi tesnya di BKN Pekanbaru. Pada tes SKD aku menempati ranking 1 di formasiku. Aku bersyukur dan rasanya masih ada harapan. Namun, sayang pas SKB aku mendapatkan nilai lumayan rendah yang membuatku langsung lemas ketika keluar dari ruangan tes. Aku merasa akan sulit untuk masuk 3 besar yang lolos setelah kukalkulasikan nilai-nilaiku dan juga memantau nilai-nilai dari pesaingku. Namun aku masih menunggu hasil finalnya dan berharap ada keajaiban.
Pengumuman keluar di bulan Januari 2025 dan aku dinyatakan tidak lolos CPNS. Rasanya sedih. Aku merasa selama 1 tahun ini aku tidak melakukan progress apa-apa. Aku bingung harus bagaimana dan apa lagi.
"Coba cek lowongan di SMP kemarin, mana tau masih buka?" tanya Ibuku.
"Kayaknya udah tutup ma, dah lama infonya keluar, kayaknya udah diisi sama orang," jawabku.
Namun, setelah percakapan itu, aku tetap mencoba cek kembali di FB. Ternyata lowongan itu dishare lagi sekitar 2 minggu yang lalu.
"Eh, maa syaa Allah," batinku.
Rasanya seperti ada angin segar yang menerpaku. Hatiku bergejolak, rasanya seperti ada dorongan kuat untuk mendaftar.
"Tapi, apa mungkin? Aku bukan berlatar belakang FKIP. Ditambah lagi, pengalaman mengajarku selama ini hanya sebatas jadi asisten praktikum di kampus," aku membatin dan mengingat ucapan dari teman-temanku, "ari kan bisa ngajar? Kenapa nggak jadi dosen atau guru?".
Waktu itu aku hanya menjawab tidak mau jadi guru. Entahlah, aku introvert, dan aku kurang yakin, apa aku bisa?
Aku bertanya pada Ibuku tentang hal ini. Ibuku hanya bilang, "Mama ikut apa yang Ari pilih".
Dalam kebimbangan itu, aku mencoba merenung dan duduk di depan meja belajar. Menatap buku-buku yang tersusun di rak dengan rapi. Salah satu buku kecil yang berada di rak sebelah kanan menarik perhatianku dan langsung saja aku mengambilnya.
"Ini buku catatanku waktu SD," gumamku.
Aku membuka halamannya satu demi satu. Rasanya nostalgia. Ada catatan mengenai hitung-hitungan bilangan pecahan yang diajari Ibuku waktu aku kecil, ada catatan tentang pribahasa dan artinya, ada catatan asmaul husna, ada beberapa catatan harianku tentang fenomena langit aneh dan ikan laga yang kubeli, hingga gambar peta pulau Bali yang kubuat sendiri karena iseng (waktu itu aku sudah belajar cara memperbesar dan memperkecil peta di sekolah). Tapi, ada satu halaman yang seakan-akan menyulut api di lentera hatiku. Itu adalah soal-soal yang kuberikan kepada teman-temanku waktu SD ketika mereka ingin belajar denganku.
"Yaa Allah, apa ini jalannya?"
Seketika aku merasa semangat dan ada dorongan kuat untuk segera melamar ke SMP itu. Aku pun mengutarakan niatku ke Ibuku dan Ibuku mendukung.
Keesokan harinya aku melamar ke SMP itu melalui chat dengan Kepala Sekolah dan mengirim CV serta Surat Lamaran Kerja. Beberapa hari setelahnya aku dipanggil untuk wawancara langsung ke SMP itu. Dan Alhamdulillah aku diterima. Akhirnya pada 01 Februari 2025 aku mulai mengajar di SMP itu.
Siapa sangka, aku yang dulunya tidak ingin menjadi guru, akhirnya takdir mengarahkanku ke arah itu. Selama beberapa bulan mengajar, aku menyadari bahwa passionku memang di dunia pendidikan. Ada kebahagiaan tersendiri ketika mengajar, apalagi ketika murid-murid bilang "Eh, Oh, Wow!" tanda mereka terpesona dengan ilmu yang diajarkan. Aku juga senang ketika mereka aktif berdiskusi dan juga menyampaikan pengalamannya tentang ilmu-ilmu yang dipelajari.
Saat ini sudah mau masuk tahun ajaran baru dan kedepannya wallahu a'lam seperti apa. Untuk semester depan in syaa Allah, aku masih lanjut mengajar. Namun memang masa depan itu rahasia Allah dan kita hanya bisa merencanakan. Aku hanya berharap bisa memberikan yang terbaik yang aku bisa.
Galeri
![]() |
Mengawas ujian akhir semester |
![]() |
Membimbing peserta OSN IPA |
![]() |
Menjadi proktor simulasi OSN 2025 |
Posting Komentar