Selasa, 12 Januari 2016
Kumemandang langit sejenak, kilauan kebiruannya
memancarkan kenangan kepadaku. Akhir-akhir ini, aku mencoba mengubah langkahku
meski tak sempurna. Beberapa hal yang harus dilakukan telah tertulis dalam buku
catatanku. Bukan buku catatan biasa, karena ia bagaikan cermin bagiku.
Akhir-akhir ini juga telah terbangun suatu semangat
dalam diriku namun belum terealisasikan karena suatu hal. Tentu saja hal ini
tidak membuatku patah semangat. Ia malah semakin membuatku bersemangat untuk menerbangkannya.
Aku selalu mencoba merealisasikannya melalui beberapa dorongan internal maupun
celah kapiler yang kutemui. Berikut perjalananku selama awal tahun ini hingga
hari ini yang pada akhirnya suatu pertanyaan yang cukup mendasar bisa kutemui.
Quiz FlashFiction bertema “Baper” oleh Dirathree
Publisher
“Hmm” begitulah gumamku ketika memilih apakah aku
ingin ikut atau tidak, namun akhirnya kucurahkan segalanya pada jariku untuk
mengetik 2 buah FlashFic. Yang pertama berjudul “Bukan Baper Biasa” dan satu
lagi “Baper Bersastra”. Aku tak terlalu yakin bahwa aku bisa masuk 7 besar
walau ada rasa optimis, ketika melihat tulisan orang lain yang lebih menarik
dariku. Tulisanku cukup pendek yaitu kurang dari 100 kata karena bagiku itu
cukup ideal. Akhirnya setelah lama ditunggu, pengumuman tiba dan aku sangat
bahagia ketika aku melihat bahwa aku masuk sebagai 7 besar dan mendapatkan
e-sertifikat. Sungguh membahagiakan, ini pertama kali aku mengikuti lomba
online yang pada akhirnya mendapatkan penghargaan.
Sastra Dibalik Pintu
Hahaha itu sedikit menggelikan jika diingat. Ya,
ketika di sekolah aku biasa pergi ke ruangan kecil yang berada di dalam ruang
kelasku. Disana aku berteriak, berjalan, dan baper sendirian. Sebenarnya
intinya bukan itu, aku hanya melatih diriku untuk bersyair karena ini adalah
hobiku walau mungkin tidak sesempurna para pujangga syair sana. Syair yang
kusuka adalah “Syair Rakis” dan juga membaca “Gurindam Dua Belas”. Meski tidak
sempurna mungkin terlihat, tapi aku akan terus berusaha mengasah hobiku ini.
On The Mountain
Gunung yang dimaksud disini hanya kiasan. Maknanya
ialah aku mencoba bangkit dan berdiri di ketinggian setelah diriku terbenam
bertahun-tahun di lautan walau yang diketahui bahwa efek basah di lautan itu
masih ada. Aku merasa diriku terbenam dalam rasa ketidakberdayaan. Dan
disinilah aku akan mengubahnya dan segera melepaskan diri dari segala yang
mengikat tersebut. Aku akan mencoba melepaskan ikatan dari orang yang selalu
memanipulasiku. Mungkin cukup berat, karena disinilah aku akan berdiri. Aku
hidup tentu ada tujuan dan segala mimpi yang ada yang mungkin tiap orang takkan
mengerti itu. Maka aku berusaha berdiri di atas gunung dan meraih mimpiku yang
selama ini telah terbenam dalam palung ketidakberdayaan itu.
To Do List
Ya, di tahun 2016 ini aku telah mempunyai daftar apa
yang harus dilakukan. Semoga saja bisa terwujud, aamiin.
Souvenirs
Cerita tentang hal ini Insya Allah aku tulis di lain
waktu.
Cermin
Maksud cermin disini ialah aku mencoba mengetahui
tentang diriku. Bukan hanya itu, aku juga mencoba mengetahui orang lain yang
berdampak padaku dan segala ikatannya dengan diriku. Aku mencoba memetakannya. Suatu
hal yang mengejutkan juga berhasil kutemukan semalam. Aku mencoba mengitu tes
16 personalities, dan hasil yang kudapatkan bahwa aku bertipe INFP. Dan
penjabaran yang dijelaskan juga mirip seperti yang ada padaku. Namun, tetap
saja ada sedikit perbedaan walau tidak terlalu mencolok. Dari sini, aku mencoba
menjadikannya pondasi bagiku untuk menegakkan sesuatu yang lebih berarti,
karena aku bisa melihat kelemahan dan kekuatanku sehingga aku bisa menutupi dan
merubah kelemahanku itu menjadi kekuatan dan kekuatanku itu kujadikan sebagai naga
yang berevelusi dari cicak.
Mimpi dan Harapan
Aku mempunyai banyak mimpi, tentu saja, sama seperti
kalian. Juga harapan-harapan yang sebenarnya aku tidak bisa mengatakannya
secara langsung karena aku bukan orang bertipe berterus terang. Aku lebih suka
mengungkapkannya dengan kode. Namun sejauh pengamatanku ini, belum ada yang
menanggapi kodeku juga sepertinya mereka tidak mengetahuinya (atau mungkin
tidak peduli?). Tapi disini aku akan mengungkapkannya walau tidak semua karena
aku juga baru sadar bahwa aku lebih mudah berkomunikasi lewat tulisan daripada
lisan yang cenderung berbelit-belit bagiku. Mimpi dan Harapanku :
v Berdamailah,
hilangkan segala keegoisan itu juga rasa sombong, dengki, dan iri hati. Jauhi
juga segala prasangka buruk dan menggunjingkan orang lain, juga jangan bermuka
dua.
v Amarah
jangan diluapkan bagai tsunami menerjang pulau terlantar. Ianya harus ditahan
dan dihilangkan.
v Senyum
dan saling mengertilah. Saling memaafkan apabila ada salah diantaranya. Serta
jagalah lisan
v Raihlah
mimpi walau itu terlihat sulit, karena engkau akan mengetahui apabila engkau
telah berada disana. Mungkin orang lain akan menjatuhkanmu, namun jangan patah
semangat dan tetap tegar.
Isi mimpi dan harapanku itu beserta yang lainnya
berada dalam buku catatanku yang kubuat dalam bentuk berbeda.
Hmmm, aku sangat mengharapkan bahwa ada orang yang
dapat mengerti akan hal ini, mengerti kepadaku, dan memahaminya. Aku terus
melakukan kode-kode baik di dunia nyata maupun dunia maya dan semoga saja ada
yang mengerti.
Posting Komentar