ARIANTOTLE
Sabtu, 30 Januari 2016

Waktu terus bergulir meninggalkan jejak-jejak sejarah, dalam terbungkamnya aku di sebutir debu yang melayang di angkasa raya. Mengamati suasana berjalan bagai alur sungai yang mengalir deras berbenteng bebatuan di hadapan. Mencari celah yang dapat dilewati ditemani alunan senandung yang berhamburan dari lidahku yang menari. Cerah mendung tak terpikir untuk melihat. Kususun sepatah demi sepatah kalam menjadi alunan yang kudendangkan dalam berlabuh diatas arus waktu. Kususun kembali menjadi hikayat yang berdiam diri.

Kalam Penghantar

Arsiran warna menemaniku dibawah kedinginan
Berdiam diri dihapus kata-kata tanpa harapan
Bintang seakan sirna melepaskan gantungannya
Senandung air menemaniku dalam cerminannya yang bercahaya
Kususun kata demi kata tatkala kesadaranku kembali ke alam yang benar
Meski luput tak luput diri dikejar sendiri
Sang cahaya memberiku kehangatan bagai telah tergambar
Seakan takdir mengekangku dalam perasaan di diri
Dalam sendiri lidahku menari
Menggaungkan rintihan hati seakan yang lain saling menyahut
Sahutan yang lirih
Sahutan yang saling terpaut
Sahutan kesendirian
Lingkup berlian meliquid di pipi tatkala hati digempur sahutan kembali
Sahut melirih bagai teriakan yang tak ingin kudengar
Kenyataan tak ubahnya bagai cermin dan dinding
Melukiskan teriakan dan rupa kesedihan
Aku sadar dan tersudut ditepi jurang air mata
Meski ditakdir ‘tuk memilih
Namun pilihan itu bagaikan jeratan yang takkan melepas
Menanti reruntuhan itu sendiri yang akan menggambar
Atau langit yang akan mengangkat
Kusadar pilihan dalam pilihan itu bagai air dan minyak
Yang bersenandungkan syair perpisahan dalam tempat yang sama
Tak terobek oleh keduanya
Seluruh ini membuatku lelah
Seluruh ini membuatku gerah
Seluruh ini membuatku menyerah
Apa?
Menyerah bukan jawaban yang menarik untuk diambil
Ia merupakan titik tak bersatu dihadapan keinginan
Kubiarkan kegelapan ini menelanku
Kedalam alam yang membiarku atau menangkapku
Tanpa ketukan salam kutenggelam
Ke alam mimpi yang terlanjur berlarut ku bergelut

Post a Comment