Aku tidak tahu perasaaan apakah ini, apakah senang
atau biasa saja. Tapi yang pasti, besok aku akan pulang kampung. Malam ini, semua
barang yang diperlukan sudah dipersiapkan.
Pagi tiba, aku terbangun karena dibangunkan oleh
ibuku. Mobil travel yang akan kami tumpangi akan tiba pukul 8 pagi nanti. Aku
segera mandi dan berpakaian. Kemudian, aku menunggu di kursi sambil melihat
jalanan di depan rumahku.
Pukul 8 lebih beberapa menit, mobil travel tersebut
datang dan kami pun segera membawa barang-barang kami dan membawanya masuk ke
mobil kemudian kami pun pergi.
Aku hanya termenung sambil melihat-lihat keadaan di luar
dari jendela mobil. Perjalanaan ini terasa biasa saja, namun ketika aku berada
di Siak, aku melihat keganjilan. Ketika itu, mobil yang kami tumpangi sedang
berjalan di tepi jurang atau entah apa namanya. Aku penasaran dengan apa yang
kulihat kemudian aku dekatkan mukaku ke jendela mobil dan melihat ke bawah. Dua
sosok bayangan hitam yang terlihat kecil karena dipandang dari atas, terlihat
saling berkejaran. Aku langsung menarik kepalaku dan menengadah ke atas. "Apa
tadi itu?" tanyaku dalam hati, kemudian aku mengatur nafas dan mencoba
tenang. Lalu aku memandang kembali tempat dimana aku melihat bayangan tadi,
tempat itu sudah jauh di belakang dan bayangan itu juga sudah hilang. "Mungkin
tadi itu hanya ilusi," kataku dalam hati. Sebenarnya aku juga tidak yakin
apakah itu ilusi atau tidak, tapi aku postive thinking saja.
Malam tiba ketika kami menempuh perjalanan di
Rengat. Semua keluargaku di dalam mobil sedang tidur, namun aku masih terjaga
karena aku merasakan hal yang aneh. Aku pun memandang keadaan di luar mobil
yang sudah gelap. Walaupun sudah gelap, pepohonan yang lebat dan semak belukar
masih terlihat walau samar-samar. Tiba-tiba aku melihat seekor hewan yang aku
tidak tahu apakah kancil atau rusa sedang berdiri di samping jembatan. Aku
lihat supir yang sedang mengemudi di depan sepertinya tidak tertarik dengan
hewan itu, ia terus fokus ke depan. Kemudian, aku memandang hewan itu kembali,
dan keadaannya masih sama seperti tadi, ia menatapku seakan-akan menunggu
kedatanganku. Aku pun segera menutup jendela mobil itu dengan tirai yang memang
ada di mobil itu. Cahaya-cahaya dari kendaraan lain terlihat seperti bola
cahaya dengan duri bagiku, silau. Aku pun memejamkan mata, hanya memejamkan
mata namun tidak tidur.
Jam dua pagi, akhirnya aku tiba di Tembilahan,
kami hanya butuh beberapa jam lagi untuk tiba di kampungku, Teluk Pinang. Paman-pamanku
menjemput kami dari Teluk Pinang dengan motor. Pamanku 2 orang dan 1 orang lagi
adalah temannya.Kami pun memulai perjalanan dengan motor. Aku dengan adikku,
bertiga dengan pamanku yang mengemudi. Ibuku, ayahku, dan yang lainnya di 2
motor lain.
Hawa dingin menerpa diriku, aku masih merasa
kedinginan walau sudah memakai jaket. Pepohonan yang rimbun dan diselingi semak
belukar berada di kiri dan kananku. Aku melihat ke langit, tidak ada bulan. Suasana
begitu gelap, tiba-tiba aku merasa ada yang mengikutiku dari belakang,
rombongan ayah, ibuku dan yang lainnya sudah duluan berada di depan. Aku pun
memandang ke belakang, tidak ada apa-apa. "Mungkin hanya perasaanku
saja" ujarku dalam hati. Aku pun melewati sebuah jembatan yang di samping
kiri jembatan itu ada sebuah pohon yang aku tidak tahu pohon apakah itu. Kemudian
kami melanjutkan perjalanan. Aku merasa ada yang aneh, suasana jalan yang
kulewati ini sama dengan jalan yang tadi. Kemudian kami melewati sebuah
jembatan yang ada pohonnya, persis dengan jembatan sebelumnya. Namun, aku tetap
positive thinking. Kami melanjutkan perjalanan dan menemukan jembatan yang
sama. Kejadian ini terus berulang. "Ini mulai jadi aneh" kataku dalam
hati, lalu aku pun membaca ayat kursi dalam hati berulang kali. Akhirnya kami
terlepas dari siklus jembatan itu.
Pepohonan kelapa yang rimbun berada di kiriku dan
pepohonan yang aku tidak tahu namanya berada di kananku. Tiba-tiba aku
dikejutkan oleh suara seperti seseorang yang memotong kelapa dari pohonnya. Aku
pun melihat disekitarku yang lumayan gelap. Tidak ada satu pun cahaya, namun
suara itu masih terdengar. Aku pun membaca ayat kursi dan suara itu hilang.
Keluargaku yang lain pasti sudah jauh di depan, tiba-tiba
aku melihat tiga buah cahaya seperti bola berwarna merah, jingga, dan biru. Dalam
pikiranku terkata bahwa itu adalah lampu belakang motor pamanku dan satunya
lagi adalah lampu belakang motor orang lain yang mungkin memang melakukan
perjalanan juga. Tapi, pikiranku itu langsung terpotong oleh pikiran lain bahwa
lampu belakang motor kedua pamanku itu berwarna kuning, lagipula cahaya-cahaya
itu tidak mengeluarkan suara motor. Aku pun terus memandang cahaya itu.
Tiba-tiba
motor yang aku tumpangi berbelok ke kiri, namun cahaya-cahaya itu masih
berjalan lurus ke depan. Aku ingin bertanya ke pamanku kenapa kami berbelok. Tiba-tiba
pertanyaanku itu aku telan karena aku melihat motor pamanku yang satunya dan
kawannya terparkir di depan rumah nenekku, di kampungku. Akhirnya aku pun
tersadar bahwa cahaya-cahaya itu bergerak ke perkuburan yang ada di tepi desa. Berarti
cahaya-cahaya itu ingin menipu kami. Untunglah pamanku yang mengemudi tadi
tidak terikuti oleh tipu daya cahaya-cahaya itu.
#TrueStory
Posting Komentar