السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ،
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛
Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan
kesehatan dan pengetahuan kepada kita hingga kita dapat terus mengarungi
samudera kehidupan. Salawat beriring salam tidak lupa juga kita sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman jahiliyah ke
zaman yang penuh cahaya Islam dan pengetahuan ini.
Sumber: http://www.alsalhenway.com/upload/qibaa.jpg |
Allah SWT telah berfirman dalam Surah Al-Hujurat
ayat 12:
...ولا تجسسّوا ولا يغتب بعضكم بعضا ۗ ايحبّ احدكم ان يأكل لحم اخيه ميتا فكرهتموه ۗ...
Artinya: “..Dan janganlah kamu mecari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang
lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Tentu kamu merasa jijik...” (QS Al-Hujurat: 12)
Dari Surah Al-Hujurat ayat 12 tersebut bisa
diketahui bahwa Allah SWT melarang kita untuk melakukan perilaku mencari-cari
kesalahan orang. Perilaku mencari-cari kesalahan orang lain ini disebut juga
dengan Gibah.
Secara bahasa, gibah adalah membicarakan keburukan
(aib) orang lain. Secara istilah berarti membicarakan kejelekan dan kekurangan
orang lain dengan maksud mencari kesalahan-kesalahannya, baik jasmani, agama,
kekayaan, akhlak, ataupun bentuk lahiriyahnya.
Gibah, dalam pengungkapannya tidak terbatas melalui
lisan saja, namun bisa juga dengan tulisan ataupun gerakan tubuh.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
عن أبى هريرة رضي الله عنه أنّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم قال :
أتدرون ما الغيبة؟ قالوا، الله و رسوله أعلم، قال : ذكرك أخاك بما يكره، قيل
أفرأيت إن كان فى ما أقول؟ قال : إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته.
(رواه مسلم)
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda: “Tahukah kamu apa gibah itu?” Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu.” Lalu Nabi bersabda: “Kamu sebut-sebut saudaramu dengan sesuatu
yang ia benci.” Lalu Rasul ditanya: “Bagaimana jika saudaraku itu memang
seperti yang aku katakan tadi?” Nabi menjawab: “Walaupun yang kamu katakan itu
benar, maka kamu berarti telah menggunjinginya.” (HR. Muslim)
Maka, kita telah mengetahui bahwa menggunjing orang
lain baik dengan cara apapun dan meskipun orang tersebut mengatakan sesuai
dengan kenyatannya, maka ia telah melakukan perbuatan gibah.
Gibah ini merupakan penyakit hati yang mendatangkan
kerusakan. Kita telah menggetahui juga bahwa perbuatan gibah ini telah tersebar
luas di kalangan masyarakat, baik itu secara mulut ke mulut atau secara
langsung, maupun secara tidak langsung seperti lewat TV, telepon, dsb. Hal ini
juga dikarenakan kurangnya pemahaman agama bagi masyarakat.
Maka dari itu, kita sebagai sesama muslim sebaiknya
bisa saling menjaga kehormatan, bukan saling menyebarkan keburukan. Rasulullah
juga bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلّم:
... و من ستر مسلما ستره الله فى الدنيا و الآخرة. (رواه
مسلم)
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW
bersabda: “Dan barangsiapa yang menutupi aib (kejelekan) seorang muslim, maka
Allah akan menutupi aib (kejelekan) orang itu di dunia dan di akhirat nanti”.
(HR. Muslim)
Maka dari itu, kita harus menghindari sifat gibah
ini yaitu dengan:
1. Selalu mengingat bahwa gibah merupakan perilaku
yang buruk.
2. Mengingat aib pada diri sendiri, bisa jadi orang
yang digunjingkan itu lebih baik daripada diri sendri. Dengan begitu, segeralah
perbaiki diri dan memahami hakikat gibah tersebut dapat menutup kesadaran diri
tentang aib sendiri.
3. Menjauhi apa-apa yang dapat menimbulkan
terjadinya gibah.
4. Senantiasa memperingatkan dan saling menasehati
kepada orang yang melakukan gibah.
InsyaAllah dengan begitu kita bisa terhindar dari
perilaku gibah yang merupakan akhlak tercela ini. Aamiin.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, salah dan
khilaf mohon dimaafkan.
Rencana diletak di Balikpapan
Upaya dibuat supaya patuh
Akhirul kalam saya ucapkan
Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Posting Komentar