SENJA TAK MENGGIRING BINTANG
Senja tak menggiring bintang
Sementara aku larut dalam angan
Menanti fajar yang bahkan belum menjelang
Berganti dekap malam, dingin tak terbayang
Gelap berlapis gelap, tiada rembulan tiada pula bintang
Aku terjatuh, lalu diseret menjauh
Hingga tiba di pelataran pilu tanpa seorang pun yang tahu
Kudapati luka, dari seruan tak bertuan yang menjanjikan angan-angan
Angan-angan kosong yang semestinya tak kuhiraukan
Tinggallah luka, yang tiada tampak di mata
Dan aku, sendirian dalam nestapa
Senja tak menggiring bintang
Kutatap langit, awan menghadang
Kutatap bumi, angin meradang
Kupejam mata, membisik hati, “Dengan apa luka ini sembuh?”
“Dengan cahaya, tidak di luar, tapi di dalam,
Biarlah luka itu sembuh dengan cahaya dan penyesalan,
Lalu membekas hingga kau belajar pentingnya cahaya dalam gerak dan diam”
Hai, Ari. Semoga kamu baik-baik aja ya. Meskipun realitanya justru sebaliknya :"). Aku senang melihatmu kembali berkarya. Tapi disisi lain setelah ku ingat² dan ku perhatikan sebelumnya, Ari sering menuliskan puisi² sendu. Aku tau itu pasti mewakili perasaan dan kondisimu saat itu. Terlepas aku memahami atau tidak setiap kata yang Ari tulis, apapun itu yang mengusikmu dan membuatmu sedih teruslah menulis. Ari tau ga? terkadang, berbagi luka itu indah sobat. Merasakan sakit sendiri dan hanya ditemani sepi itu justru membuat lukamu semakin tersimpan rapi. Jadi, jangan sungkan untuk berbagi cerita yak. Oh iya, jangan lupa tersenyum yee✨. Eh ri, tau ga kenapa bintangnya dimalam hari ga mau muncul? Karna diaa takutt taukk, soalnya yg ngeliatinnya dari jauh itu mukanya pundung muluu.. kan si bintang jadi ga tegaan..wkwk. Makanya dia sembunyi. Jadi harus senyum dulu kalau mau liat bintang yee. Biar si bintang ga ragu² nunjukin dirinya. Btw, maap ya ga jelas bgt.
BalasHapusSalam, dari makhluk asing yang menyebalkan.
Terima kasih atas dukungannya anonim
HapusWah sangat mengagumkan puisinya. Semangat
BalasHapusThanks resep makanan
HapusPosting Komentar